Pengetahuan Ibu Dalam Pemberian
Imunisasi Campak
Salah satu kegiatan KIA adalah pelayanan imunisasi. Hal ini dilakukan
karena imunisasi merupakan hal yang terpenting dalam usaha melindungi kesehatan
anak. Imunisasi merupakan suatu cara yang efektif untuk memberikan kekebalan
khusus terhadap seseorang yang sehat, dengan tujuan utama untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena
berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Salah satunya adalah penyakit campak yang
sering sekali menyerang anak dibawah usia lima tahun (Christopher A.P, S. Ked, Yayan A.
Israr, S. Ked, FKUR, 2009).
Campak (Rubeola) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang
ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit.
Campak merupakan penyebab kematian bayi umur kurang 12 bulan dan anak
usia 1-4 tahun. Diperkirakan 30.000 per tahun anak Indonesia meninggal akibat
komplikasi campak. Campak berpotensi
menyebabkan kejadian luar biasa atau pandemik
(Dr. Suharjo,J.B, Sp.PD, dkk,
2010).
Untuk mewujudkan
kesehatan dan menghindari penyakit yang disebabkan oleh virus campak maka
haruslah adanya pemahaman atau pengetahuan para orang tua khususnya ibu yang
tentunya lebih memiliki perhatian penuh terhadap buah hatinya mengenai
pemberian imunisasi campak, maka dari itu penulis bermaksud untuk memberikan
informasi mengenai penyakit campak dan imunisasi campak sebagai pencegahannya
melalui buku ini yang berjudul “Pengetahuan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi
Campak”.
Campak |
Hingga kini penyakit campak dan polio masih menjadi ancaman kecacatan
dan kematian bagi anak-anak Indonesia.
Campak adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus measles, disebarkan melalui droplet bersin atau batuk
dari penderita, gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk,
pilek, conjunctivitis (mata merah), selanjutnya timbul ruam pada muka dan
leher, kemudian menyebar ke tubuh, tangan serta kaki (Buku Informasi PP&PL,
2008).
Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau
morbili. Pada awalnya, gejala campak agak sulit dideteksi (Nakita.com). Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh
paramiksovirus, genus morbilli, virus campak dapat hidup dan berkembang biak
pada selaput lendir tenggorokan, hidung, dan saluran pernafasan (Dr. Suharjo,J.B,
Sp.PD, 2010).
Bercak-bercak
merah ini dalam bahasa kedokterannya disebut makulopapuler. Biasanya bercak
memenuhi seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun
tergantung padadaya tahan tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya
baik maka bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh. Umumnya
jika bercak merahnya sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak
merah pun makin lama menjadi kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu
rontok atau sembuh dengan sendirinya. Periode ini merupakan masa penyembuhan
yang butuh waktu sampai 2 minggu (Nakita.com).
Penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat
melalui perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap lewat
hidung atau mulut. Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari
setelah bercak merah timbul (Dr. Suharjo,J.B,
Sp.PD, 2010)
Penampilan
klinis campak dapat dibagi menjadi 3 tahap, sebagai berikut :
a). Fase
Pertama
Fase pertama disebut
masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari.
Pada fase ini, anak sudah
mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala apa pun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar (Dr.
Suharjo,J.B, Sp.PD, 2010).
b). Fase Kedua
Pada fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip
penyakit flu, seperti batuk, pilek, dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan
berair. Bila melihat sesuatu, mata akan silau (photo phobia). Di sebelah
dalam mulut muncul bintik-bintik putih
(bercak koplik) yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak juga mengalami
diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar
38-40,5 derajat Celcius (Dr.
Suharjo,J.B, Sp.PD, 2010).
c). Fase Ketiga
Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan
demam tinggi yang terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh,
melainkan bertahap dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada,
muka, tangan dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak
terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil (Dr. Suharjo,J.B,
Sp.PD, 2010).
Biasanya, komplikasi sering terjadi pada anak-anak dibawah usia 5 tahun
dan anak-anak dengan gizi buruk.
Komplikasi dapat terjadi berupa radang telinga tengah, radang paru (pneumonia)
atau radang otak (ensefalitis).
Kematian pada penyakit campak bukan karena penyakit campaknya sendiri,
melainkan karena komplikasinya (radang otak/paru) (Dr. Suharjo,J.B, Sp.PD, 2010).