SUNAT ANAK LAKI LAKI
Video sunat dengan laser dan menggunakan alat smart klamp
Dari beberapa pengalaman yg pernah saya alami dalam menangani pasien anak laki' yg sunat, ingin rasanya berbagi pada teman'' sekalian . sebelum saya menceritakan lebih lanjut, kita harus tau apa itu sunat ?
Sunat atau khitan atau sirkumsisi (Inggris: circumcision) adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis.
Frenulum dari penis dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur
yang dinamakan frenektomi. Kata sirkumsisi berasal dari bahasa Latin circum (berarti "memutar") dan caedere (berarti "memotong").
Sunat pada bayi
telah didiskusikan pada beberapa dekade terakhir. American Medical
Association atau Asoiasi Dokter Amerika menyatakan bahwa perhimpunan
kesehatan di Amerika Serikat, Australia, Kanada, serta negara-negara di Eropa sangat tidak merekomendasikan sunat pada bayi laki-laki.
Beberapa ahli berargumen bahwa sunat bermanfaat bagi kesehatan, namun
hal ini hanya berlaku jika pasien terbukti secara klinis mengidap
penyakit yang berhubungan dengan kelamin. Beberapa penyakit yang
kemungkinan besar memerlukan sunat untuk mempercepat penyembuhan seperti
pendarahan dan kanker penis, namun, kedua hal ini jarang terjadi.
Manfaat khitan atau sirkumsis bagi laki-laki adalah menghilangkan
kotoran beserta tempat kotoran itu berada yang biasanya terletak
dibagian dalam dari kulit terluar penis. Serta untuk menandakan bahwa
seorang muslim telah memasuki kondisi dewasa.
Pada umumnya, masyarakat mengkhitankan anaknya pada usia antara 8-12
tahun. Namun, banyak dokter yang setuju bahwa khitan dilakukan terbaik
pada pertengahan umur 15 tahun. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan waktu kepada jaringan penis yang masih lunak dan berbahaya
jika rusak untuk menyatu dan menguat. Mengkhitan pada usia dibawah yang
dianjurkan memang boleh dilaksanakan, namun, hasil akhir yang didapat
bisa sama sekali berbeda, bahkan mendapatkan hasil yang tidak diinginkan
walaupun dokter telah berupaya sebaik mungkin. Berkhitan di usia muda
biasanya dipengaruhi oleh lingkungan yang membuat anak merasa malu jika
belum melakukan khitan, sehingga ingin segera melakukannya. Hal inilah
yang harus ditekan dalam keputusan untuk melakukan sirkumsisi. Karena
pada dasarnya, sirkumsisi karena pengaruh lingkungan dan sirkumsisi
karena telah mencapai usia yang disarankan, menghasilkan hasil yang sama
sekali berbeda.
Metode-metode
Khitan atau sunat bisa dilakukan menggunakan berbagai metode yang berbeda. Banyaknya metode ini disebabkan oleh kemampuan ahli sunat yang terlibat pada masa itu. Metode yang akan dijelaskan disini mencakup 7 metode yang umum ;Klasik atau Dorsumsisi
Metode ini sebenarnya sudah lama ditinggalkan, namun prakteknya masih
dapat dilihat di sekitar pedesaan. Alat yang umumnya digunakan dalam
metode ini adalah bambu yang telah ditajamkan, skalpel atau pisau bedah,
dan silet. Peralatan yang akan dipakai ini sebelumnya disterilkan
dengan alkohol tepat sebelum penggunaan. Tata cara yang umunya dilakukan oleh para ahli sunat dengan metode ini adalah:
- Membersihkan peralatan yang akan dipakai
- Mengukur atau memperkirakan panjang kulit yang akan dipotong, relatif terhadap ukuran penis
- Menarik bagian depan dari kulit dan meregangkannya dengan semacam penjepit
- Memotong kulit yang sudah diregangkan dengan sekali iris
- Mengaplikasikan obat anti-infeksi atau betadine
Bekas luka yang ditinggalkan dari metode ini tidak dijahit dan langsung
dibalut (secara agak longgar tergantung kenyamanan) dengan kain kassa.
Dengan cara sekali iris, metode ini memang menjadi metode tercepat dari
semua metode yang ada.
Kovensional atau umum
Metode ini telah berevolusi dari metode sebelumnya, yaitu metode
klasik. Pada metode ini, semua prosedur telah mengacu kepada aturan atau
standar medis, sehingga meningkatkan keberhasilan sirkumsisi. Hal yang
umumnya ada atau dilakukan saat melaksanakan metode ini adalah:
- Pembiusan lokal
- Penggunaan pisau bedah yang lebih akurat
- Tenaga medis yang professional
- Teknologi benang jahit yang bisa menyatu dengan jaringan disekitarnya, sehingga meniadakan keperluan untuk melepas benang jahit
Dengan adanya kelengkapan ini, kemungkinan terjadinya infeksi pasca operasi dapat diminimalkan sampai tidak ada infeksi.
Lonceng atau ikat
Metode ini pada dasarnya unik. Pada metode ini, tidak ada sama sekali
pemotongan atau operasi, sehingga dimungkinkan sirkumsisi tanpa operasi
dan tanpa rasa sakit. Namun, metode ini memerlukan waktu yang relatif
lama, maksimal selama 2 minggu. Banyak kontroversi terjadi atas metode
ini, karena kemungkinan terjadi infeksi tinggi sekali. Dibawah ini
adalah proses sirkumsisi dengan metode lonceng:
- Seluruh bagian penis dibersihkan
- Bagian kulit yang akan dihilangkan diukur
- Kulit yang telah diukur kemudian diikat menggunakan seutas benang operasi
- Ikatan dibiarkan hingga menjadi nekrosis
- Nekrosis kemudian menjadi lunak sehingga mudah dilepaskan
- Proses sirkumsisi selesai dengan mengaplikasikan obat anti-infeksi
Dapat dilihat bahwa pada metode ini terdapat langkah nekrosis, dimana
kulit menjadi mati karena tidak mendapat aliran darah sama sekali. Hal
ini sangat dikecam dan dilarang di dunia kedokteran karena nekrosis mengandung bakteri yang mematikan, yaitu Clostridium perfringens.
Clamp atau Klamp
Metode ini memiliki banyak merek dagang terdaftar, namun, pada
prinsipnya adalah kulit yang akan dihilangkan dijepit kemudia dipotong
saat itu juga. Secara sekilas, proses penjepitan terlihat seperti metode
lonceng, namun, sangat berbeda di tahap selanjutnya, yaitu pemotongan.
Pada metode ini, penjepitan hanya dilakukan sebentar saja selama operasi
berlangsung dan segera dilepas lalu penjepit kemudian langsung dibuang
(sekali pakai) sehingga tidak terjadi nekrosis. Merek dagang yang
umumnya dipromosikan adalah:
- Gomco
- Ismail Clamp
- Q-Tan
- Sunathrone Clamp
- Ali’s Clamp
- Tara Clamp
- Smart Clamp
video smart clamp
Tara Clamp
Ditemukan dan dipatenkan oleh seorang professor, dr. Tara Gurcharan
Singh pada awal tahun 1990, alat ini hampir seluruhnya terbuat dari
plastik dan digunakan hanya sekali saja. Pada metode ini, kulit yang akan dihilangkan dilebarkan, kemudian
ditahan dengan Tara Clamp itu sendiri. Setelah 3-5 menit, kulit akan
terlepas dengan sendirinya dikarenakan tekanan. Walaupun metode ini menggunakan tekanan, nyatanya metode ini tidak
menimbulkan rasa sakit, tanpa pendarahan, tanpa jahitan, dan bisa
langsung melakukan aktivitas yang relatif ringan.
Electrocautery
Metode ini menggunakan tekhnik yang berbeda sekali dengan metode yang
lainnya, dimana umumnya menggunakan pemotongan dengan pisau bedah atau
alat lain, sementara metode ini menggunakan panas yang tinggi tetapi
dalam waktu yang sangat singkat. Metode ini memiliki kelebihan dalam hal mengatur pendarahan, dimana
umum terjadi pada anak berumur dibawah 8 tahun, yang dimana memiliki
pembuluh darah yang kecil dan halus.
Flash Cutter
Metode ini merupakan pengembangan secara tidak langsung dari metode
electrocautery yang dimana perbedaan mendasarnya adalah menggunakan
sebilah logam yang sangat tipis dan diregangkan sehingga terlihat
seperti benang logam. Logam tersebut kemudian dipanaskan sedikit
menggunakan battery. Hal ini dimaksudkan untuk membunuh bakteri yang
kemungkinan masih ada, dan juga untuk mempercepat pemotongan. Karena
alat ini menggunakan battery, alat ini cenderung lebih mudah dibawa
sehingga beberapa dokter yang memiliki alat ini bisa melakukan proses
sirkumsisi dirumah pasien sampai selesai.
Laser Carbon Dioxide
Metode inilah yang menggunakan murni laser
selama proses sirkumsisi. Metode ini adalah metode tercepat selain
menggunakan metode klasik karena didukung oleh tekhnologi medis yang
telah maju. Berikut ini adalah urutan proses sirkumsisi pada umumnya
menggunakan laser:
- Pasien diberikan anethesi lokal disekitar pangkal penis
- Kulit yang akan dipotong kemudian diukur dan ditahan dengan menggunakan klem sekali pakai
- Laser kemudian disinarkan persis di klem tersebut
- Langsung setelah pemotongan selesai, klem dibuka, dan hasil sirkuksisi diberi obat anti-infeksi dan di perban
- Tim dokter juga menyarankan untuk diberikan sedikit jahitan agar hasil potongannya tidak terlalu terlihat setelah sembuh, dan juga untuk mencegah luka berpindah posisi.
Semua proses ini memakan waktu maksimal 15 menit jika tanpa hambatan.
Pemotongannya sendiri memerlukan waktu kurang dari 1 menit karena laser
yang digunakan. Metode ini bisanya disarankan dokter jika yang akan di
sirkumsisi masih berusia dibawah 12 tahun. Namun, pada dasarnya, usia
berapa saja diperbolehkan untuk menggunakan metode ini.
video sunat
sumber;
http://id.wikipedia.org/wiki/Sunat
sumber;
http://id.wikipedia.org/wiki/Sunat
- ^ Wrana, P. (1939). "Historical review: Circumcision". Archives of Pediatrics 56: 385–392. as quoted in: Zoske, Joseph (Winter 1998). "Male Circumcision: A Gender Perspective". Journal of Men’s Studies 6 (2): 189–208.
- ^ Gollaher, David L. (February 2000). Circumcision: a history of the world’s most controversial surgery. New York, NY: Basic Books. hlm. 53–72. ISBN 978-0-465-04397-2.
- ^ "Circumcision". American-Israeli Cooperative Enterprise. Diakses pada 3 Oktober 2006.
- ^ Beidelman, T. (1987). "CIRCUMCISION". di dalam Mircea Eliade. New York, NY: Macmillan Publishers. pp. 511–514. ISBN 978-0-02-909480-8. Diakses pada 3 Oktober 2006.
- ^ Ku, J.H. (2003). "Circumcision practice patterns in South Korea: community based survey". Sexually Transmitted Infections 79 (1): 65–67. doi: . PMID 12576619. Diakses pada 3 Oktober 2006.
- ^ Lee, R.B. (2005). "Circumcision practice in the Philippines: community based study". Sexually Transmitted Infections 81 (1): 91. doi: . PMID 15681733.
- ^ a b c "Report 10 of the Council on Scientific Affairs (I-99):Neonatal Circumcision". 1999 AMA Interim Meeting: Summaries and Recommendations of Council on Scientific Affairs Reports. American Medical Association. 1 Desember 1999. pp. 17.
- ^ Adler, R (Feb 2001). "Circumcision: we have heard from the experts; now let's hear from the parents". Pediatrics 107 (2): E20.
- ^ Milos, Marilyn F (1992). "Circumcision: A Medical or a Human Rights Issue?". Journal of Nurse-Midwifery 37 (2): 87S-96S.
- ^ Schoen, Edgar J. (September 1997). "Benefits of newborn circumcision: is Europe ignoring medical evidence?" (PDF). Archives of Disease in Childhood 77 (3): pp. 258–260. PMID 9370910. Diakses pada 13 Juni 2006.
- ^ Dewan, P.A. (August 1996). "Phimosis: Is circumcision necessary?". Journal of Paediatrics and Child Health 32 (4): 285–289. Diakses pada 14 Juni 2006.
- ^ "Artikel Berjudul: Sekilas Tentang Khitan (Bagi Pria dan Wanita)".
rumah sunat.com
youtube.com