KEJANG PADA ANAK
Dilengkapi macam-macam video kejang pada anak
Ari Titin Mulyaningsih,
AMd.Keb;2013
Berbagi pengalaman saat
saya mengatasi beberapa pasien kejang terutama pada anak. Kejang demam pada anak ini
sering kali ditemukan hampir setiap hari, jadi alangkah baiknya para orang tua
lebih mengenal lebih dalam lagi dalam proses mencegah terjadinya kejang
tersebut.
Mengiris sekali jika buah
hati kita yang cantik-cantik yang tampan-tampan harus mengalami gangguan
perkembangan otak dikarenakan riwayat kejang yang mendapatkan keterlambatan
dalam penanganan kejang tersebut.
Sesekali datang pasien
dengan keluhan demam sudah beberapa hari sementara makan minumnya juga tidak
diperhatikan dan orang tua yang pengetahuannya kurang membiarkan buah hatinya
terus di rawat dirumah tanpa pengawasan yang lebih intensif dan berharap
keajaiban Tuhan datang untuk menyembuhkan buah hatinya itu, itu merupakan usaha
yang kurang tepat. Jika anak sudah
mengalami demam bahkan suhu anak sudah sampai > 37,5ยบ
C, maka wajib para
orang tua segera memeriksakan anaknya ke dokter atau ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat untuk segera mengatasi demamnya tersebut. Karena kondisi panas tubuh yang tidak
terpantau atau tidak segera distabilkan maka akan beresiko untuk mengalami
hipertermi yang berlebih yang menginfeksi otak sehingga terjadinya kejang pada
anak.
Bahkan masih ada loh,
masyarakat di pedesaan yang membawa bayinya atau anaknya kejang bukan ke dokter
atau bidan melainkan ke dukun untuk di berikan air doa spiritual. Mengiris benar kan, ini sudah tahun 2013
selayaknya pengetahuan akan kesadaran kesehatan itu berhak didapatkan oleh
seluruh masyarakat Indonesia baik yang dipedalaman sekalipun.
Kejang merupakan suatu
manifestasi klinis yang sering dijumpai di ruang gawat darurat. Hampir 5% anak berumur
di bawah 16 tahun setidaknya pernah mengalami sekali kejang selama hidupnya.
Kejang penting sebagai
suatu tanda adanya gangguan neurologis.
Keadaan tersebut merupakan
keadaan darurat. Kejang mungkin sederhana, dapat berhenti sendiri dan sedikit
memerlukan pengobatan lanjutan, atau merupakan gejala awal dari penyakit berat,
atau cenderung menjadi status epileptikus.
Tatalaksana kejang
seringkali tidak dilakukan secara baik. Karena diagnosis yang salah atau
penggunaan obat yang kurang tepat dapat menyebabkan kejang tidak terkontrol,
depresi nafas dan rawat inap yang tidak perlu.
Langkah awal dalam
menghadapi kejang adalah memastikan apakah gejala saat ini kejang atau bu kan.
Selanjutnya melakukan identifikasi
kemungkinan penyebabnya.
SEGERA
BAWA KE DOKTER
Untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, disarankan agar orang tua sesegera
mungkin memberi pertolongan pertama begitu tahu si kecil mengalami kejang
demam.
Setelah
itu,jangan tunggu waktu lagi bawa segera si kecil ke dokter atau klinik
terdekat. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang, entah cuma beberapa detik
atau sekian menit. Dengan begitu, si kecil akan mendapat penanganan lebih
lanjut yang tepat dari para ahli. Biasanya dokter juga akan memberikan obat
penurun panas, sekaligus membekali obat untuk mengatasi kejang dan antikejang.
“Sebagai pertolongan pertama, tak usah membawanya langsung ke rumah sakit
lengkap yang letaknya relatif lebih jauh karena bisa-bisa si kecil mendapat
risiko yang lebih berbahaya akibat lambat mendapat pertolongan pertama.”
Selain
itu, jika kejang demam tidak segera mendapat penanganan semestinya, si kecil
pun terancam bakal terkena retardasi mental. Pasalnya, kejang demam bisa
menyebabkan rusaknya sel-sel otak anak. Jadi, kalau kejang itu berlangsung
dalam jangka waktu yang lama, maka kemungkinan sel-sel yang rusak pun akan
semakin banyak. Bukan tidak mungkin tingkat kecerdasan anak akan menurun
drastis dan tidak bisa lagi berkembang secara optimal.
Bahkan
beberapa kasus kejang demam bisa menyebabkan epilepsi pada anak. Yang tak kalah
penting, begitu anaknya terkena kejang demam, orang tua pun mesti ekstra
hati-hati. Soalnya, dalam setahun pertama setelah kejadian, kejang serupa atau
malah yang lebih hebat berpeluang terulang kembali.
Untuk
mengantisipasinya, sediakanlah obat penurun panas dan obat antikejang yang
telah diresep-kan dokter anak. Meski begitu, orang tua jangan kelewat khawatir.
Karena dengan penanganan yang tepat dan segera, kejang demam yang berlangsung
beberapa saat umumnya tak menimbulkan gangguan fungsi otak.
PATOFISIOLOGI
Kejang adalah manifestasi
klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat berupa gangguan kesadaran,
tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom yang disebabkan oleh
lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak.
Status epileptikus adalah
kejang yang terjadi lebih dari 30 menit atau kejang berulang lebih dari 30
menit tanpa disertai pemulihan kesadaran.
Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang
berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron
lain secara bersama-sama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga
disebabkan oleh;
1. kemampuan membran sel
sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan muatan listrik yang
berlebihan;
2. Berkurangnya inhibisi oleh
neurotransmitter asam gama amino butirat [GABA]; atau
3. Meningkatnya eksitasi
sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang
berulang.
Status epileptikus terjadi
oleh karena proses eksitasi yang berlebihan berlangsung terus menerus, di
samping akibat ilnhibisi yang tidak
sempurna.
DIAGNOSIS
Anamnesis dan pemeriksaan
fisis yang baik diperlukan untuk memilih pemeriksaan penunjang yang terarah dan
tatalaksana selanjutnya. Anamnesis
dimulai dari riwayat
perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, kemudian mencari kemungkinan
adanya faktor pencetus atau penyebab kejang.
Ditanyakan riwayat kejang
sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obatobatan, trauma, gejala-gejala
infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat
kejang.
Pemeriksaan fisis dimulai
dengan tanda-tanda vital, mencari tanda-tanda trauma akut kepala dan adanya
kelainan sistemik, terpapar zat toksik, infeksi, atau adanya kelainan
neurologis fokal. Bila terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan
lanjutan untuk mencari faktor penyebab.
Untuk menentukan faktor
penyebab dan komplikasi kejang pada anak, diperlukan beberapa pemeriksaan
penunjang yaitu: laboratorium, pungsi lumbal, elektroensefalografi, dan
neuroradiologi. Pemilihan jenis pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan
kebutuhan. Pemeriksaan yang dianjurkan pada pasien dengan kejang pertama adalah
kadar glukosa darah, elektrolit, dan hitung jenis.
TATALAKSANA
Status epileptikus pada
anak merupakan suatu kegawatan yang mengancam jiwa dengan resiko terjadinya
gejala sisa neurologis. Makin lama kejang berlangsung makin sulit
menghentikannya, oleh karena itu tatalaksana kejang umum yang lebih dari 5
menit adalah menghentikan kejang dan mencegah
terjadinya status
epileptikus.
Penghentian kejang:
0 - 5 menit:
- Yakinkan bahwa aliran udara pernafasan baik
- Monitoring
tanda vital, pertahankan perfusi oksigen ke jaringan, berikan oksigen
Segera pasang oksigen - Bila keadaan pasien stabil, lakukan anamnesis terarah, pemeriksaan umum dan neurologi secara cepat
- Cari tanda-tanda trauma, kelumpuhan fokal dan tanda-tanda infeksi
5 – 10 menit:
- Pemasangan
akses intarvena
Pasang Infus - Pengambilan darah untuk pemeriksaan: darah rutin, glukosa, elektrolit
- Pemberian
diazepam 0,2 – 0,5 mg/kgbb secara intravena, atau diazepam rectal 0,5
mg/kgbb (berat badan < 10 kg = 5 mg; berat badan > 10 kg = 10 mg). Dosis
diazepam intravena atau rektal dapat diulang satu – dua kali setelah 5 – 10
menit..
stesolid supp/obat kejang lewat pantat Memasukan stesolid/obat kejang kedalam rektal
- Jika didapatkan hipoglikemia, berikan glukosa 25% 2ml/kgbb.
10 – 15 menit
·
Cenderung
menjadi status konvulsivus
·
Berikan
fenitoin 15 – 20 mg/kgbb intravena diencerkan dengan NaCl 0,9%
·
Dapat
diberikan dosis ulangan fenitoin 5 – 10 mg/kgbb sampai maksimum dosis 30
mg/kgbb.
30 menit
- Berikan fenobarbital 10 mg/kgbb, dapat diberikan dosis tambahan 5-10 mg/kg dengan interval 10 – 15 menit
- Pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan, seperti analisis gas darah, elektrolit, gula darah. Lakukan koreksi sesuai kelainan yang ada. Awasi tanda -tanda depresi pernafasan.
Bila
kejang masih berlangsung siapkan intubasi dan kirim ke unit perawatan intensif.
Berikut ini adalah beberapa video macam-macam kejang :
Sumber:
Ummu Kautsar, 2009,
‘’Mengatasi kejang pada bayi dan balita’’.
Schweich PJ, Zempsky WT.
Selected topic in emergency medicine. Dalam: McMilan JA, DeAngelis CD, Feigen
RD, Warshaw JB, Ed. Oski’s pediatrics. Philadelphia: Lippincot Williams &
Wilkins, 1999, h, 566-89.
Roth HI, Drislane FW.
Seizures. Neurol Clin 1998; 16:257-84.