Profil

Selasa, 04 Juni 2013

Kejang Pada Anak

KEJANG PADA ANAK
Dilengkapi macam-macam video kejang pada anak
Ari Titin Mulyaningsih, AMd.Keb;2013

Berbagi pengalaman saat saya mengatasi beberapa pasien kejang terutama pada anak. Kejang demam pada anak ini sering kali ditemukan hampir setiap hari, jadi alangkah baiknya para orang tua lebih mengenal lebih dalam lagi dalam proses mencegah terjadinya kejang tersebut.

Mengiris sekali jika buah hati kita yang cantik-cantik yang tampan-tampan harus mengalami gangguan perkembangan otak dikarenakan riwayat kejang yang mendapatkan keterlambatan dalam penanganan kejang tersebut.

Sesekali datang pasien dengan keluhan demam sudah beberapa hari sementara makan minumnya juga tidak diperhatikan dan orang tua yang pengetahuannya kurang membiarkan buah hatinya terus di rawat dirumah tanpa pengawasan yang lebih intensif dan berharap keajaiban Tuhan datang untuk menyembuhkan buah hatinya itu, itu merupakan usaha yang kurang tepat.  Jika anak sudah mengalami demam bahkan suhu anak sudah sampai > 37,5ยบ
C, maka wajib para orang tua segera memeriksakan anaknya ke dokter atau ke tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera mengatasi demamnya tersebut.  Karena kondisi panas tubuh yang tidak terpantau atau tidak segera distabilkan maka akan beresiko untuk mengalami hipertermi yang berlebih yang menginfeksi otak sehingga terjadinya kejang pada anak.

Bahkan masih ada loh, masyarakat di pedesaan yang membawa bayinya atau anaknya kejang bukan ke dokter atau bidan melainkan ke dukun untuk di berikan air doa spiritual.  Mengiris benar kan, ini sudah tahun 2013 selayaknya pengetahuan akan kesadaran kesehatan itu berhak didapatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia baik yang dipedalaman sekalipun.

Kejang merupakan suatu manifestasi klinis yang sering dijumpai di ruang gawat darurat. Hampir 5% anak berumur di bawah 16 tahun setidaknya pernah mengalami sekali kejang selama hidupnya.
Kejang penting sebagai suatu tanda adanya gangguan neurologis.

Keadaan tersebut merupakan keadaan darurat. Kejang mungkin sederhana, dapat berhenti sendiri dan sedikit memerlukan pengobatan lanjutan, atau merupakan gejala awal dari penyakit berat, atau cenderung menjadi status epileptikus.

Tatalaksana kejang seringkali tidak dilakukan secara baik. Karena diagnosis yang salah atau penggunaan obat yang kurang tepat dapat menyebabkan kejang tidak terkontrol, depresi nafas dan rawat inap yang tidak perlu.

Langkah awal dalam menghadapi kejang adalah memastikan apakah gejala saat ini kejang atau bu kan. Selanjutnya melakukan identifikasi
kemungkinan penyebabnya.

SEGERA BAWA KE DOKTER
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, disarankan agar orang tua sesegera mungkin memberi pertolongan pertama begitu tahu si kecil mengalami kejang demam.
Setelah itu,jangan tunggu waktu lagi bawa segera si kecil ke dokter atau klinik terdekat. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang, entah cuma beberapa detik atau sekian menit. Dengan begitu, si kecil akan mendapat penanganan lebih lanjut yang tepat dari para ahli. Biasanya dokter juga akan memberikan obat penurun panas, sekaligus membekali obat untuk mengatasi kejang dan antikejang. “Sebagai pertolongan pertama, tak usah membawanya langsung ke rumah sakit lengkap yang letaknya relatif lebih jauh karena bisa-bisa si kecil mendapat risiko yang lebih berbahaya akibat lambat mendapat pertolongan pertama.” 

Selain itu, jika kejang demam tidak segera mendapat penanganan semestinya, si kecil pun terancam bakal terkena retardasi mental. Pasalnya, kejang demam bisa menyebabkan rusaknya sel-sel otak anak. Jadi, kalau kejang itu berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka kemungkinan sel-sel yang rusak pun akan semakin banyak. Bukan tidak mungkin tingkat kecerdasan anak akan menurun drastis dan tidak bisa lagi berkembang secara optimal.
Bahkan beberapa kasus kejang demam bisa menyebabkan epilepsi pada anak. Yang tak kalah penting, begitu anaknya terkena kejang demam, orang tua pun mesti ekstra hati-hati. Soalnya, dalam setahun pertama setelah kejadian, kejang serupa atau malah yang lebih hebat berpeluang terulang kembali.
Untuk mengantisipasinya, sediakanlah obat penurun panas dan obat antikejang yang telah diresep-kan dokter anak. Meski begitu, orang tua jangan kelewat khawatir. Karena dengan penanganan yang tepat dan segera, kejang demam yang berlangsung beberapa saat umumnya tak menimbulkan gangguan fungsi otak.
 
PATOFISIOLOGI

Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau otonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak. 

Status epileptikus adalah kejang yang terjadi lebih dari 30 menit atau kejang berulang lebih dari 30 menit tanpa disertai pemulihan kesadaran.  Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan merangsang sel neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh;

1.     kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan muatan listrik yang berlebihan;
2.    Berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino butirat [GABA]; atau
3.    Meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang.

Status epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang berlebihan berlangsung terus menerus, di samping akibat ilnhibisi yang tidak
sempurna. 

DIAGNOSIS
Anamnesis dan pemeriksaan fisis yang baik diperlukan untuk memilih pemeriksaan penunjang yang terarah dan tatalaksana selanjutnya. Anamnesis
dimulai dari riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, kemudian mencari kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang.

Ditanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obatobatan, trauma, gejala-gejala infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat
kejang.

Pemeriksaan fisis dimulai dengan tanda-tanda vital, mencari tanda-tanda trauma akut kepala dan adanya kelainan sistemik, terpapar zat toksik, infeksi, atau adanya kelainan neurologis fokal. Bila terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari faktor penyebab.

Untuk menentukan faktor penyebab dan komplikasi kejang pada anak, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang yaitu: laboratorium, pungsi lumbal, elektroensefalografi, dan neuroradiologi. Pemilihan jenis pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan kebutuhan. Pemeriksaan yang dianjurkan pada pasien dengan kejang pertama adalah kadar glukosa darah, elektrolit, dan hitung jenis. 

TATALAKSANA

Status epileptikus pada anak merupakan suatu kegawatan yang mengancam jiwa dengan resiko terjadinya gejala sisa neurologis. Makin lama kejang berlangsung makin sulit menghentikannya, oleh karena itu tatalaksana kejang umum yang lebih dari 5 menit adalah menghentikan kejang dan mencegah
terjadinya status epileptikus.

Penghentian kejang:
0 - 5 menit:
  • Yakinkan bahwa aliran udara pernafasan baik
  • Monitoring tanda vital, pertahankan perfusi oksigen ke jaringan, berikan oksigen
    Segera pasang oksigen
  • Bila keadaan pasien stabil, lakukan anamnesis terarah, pemeriksaan umum dan neurologi secara cepat
  • Cari tanda-tanda trauma, kelumpuhan fokal dan tanda-tanda infeksi

5 – 10 menit:

  • Pemasangan akses intarvena 
    Pasang Infus
  • Pengambilan darah untuk pemeriksaan: darah rutin, glukosa, elektrolit
  • Pemberian diazepam 0,2 – 0,5 mg/kgbb secara intravena, atau diazepam rectal 0,5 mg/kgbb (berat badan < 10 kg = 5 mg; berat badan > 10 kg = 10 mg). Dosis diazepam intravena atau rektal dapat diulang satu – dua kali setelah 5 – 10 menit.. 
    stesolid supp/obat kejang lewat pantat


  • Memasukan stesolid/obat kejang kedalam rektal
  • Jika didapatkan hipoglikemia, berikan glukosa 25% 2ml/kgbb.

10 – 15 menit
·         Cenderung menjadi status konvulsivus
·         Berikan fenitoin 15 – 20 mg/kgbb intravena diencerkan dengan NaCl 0,9%
·         Dapat diberikan dosis ulangan fenitoin 5 – 10 mg/kgbb sampai maksimum dosis 30 mg/kgbb.

30 menit
  • Berikan fenobarbital 10 mg/kgbb, dapat diberikan dosis tambahan 5-10 mg/kg dengan interval 10 – 15 menit
  • Pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan, seperti analisis gas darah, elektrolit, gula darah. Lakukan koreksi sesuai kelainan yang ada. Awasi tanda  -tanda depresi pernafasan.
 
Bila kejang masih berlangsung siapkan intubasi dan kirim ke unit perawatan intensif.

Berikut ini adalah beberapa video macam-macam kejang : 

Sumber:

Ummu Kautsar, 2009, ‘’Mengatasi kejang pada bayi dan balita’’. 

Schweich PJ, Zempsky WT. Selected topic in emergency medicine. Dalam: McMilan JA, DeAngelis CD, Feigen RD, Warshaw JB, Ed. Oski’s pediatrics. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins, 1999, h, 566-89.

Roth HI, Drislane FW. Seizures. Neurol Clin 1998; 16:257-84.