Jika Bumil Tidak Suka Susu
BersamaDr. Achmad Mediana, SpOG
Rumah Sakit Ibu Anak Kemang Medical Care Ketua Yayasan Rumah Hati dan Pendiri Jakarta Breastfeeding Center (JBFC)
TANYA: Halo Dok, istri saat ini sedang hamil tiga
bulan. Masalahnya, ia tidak begitu suka susu untuk ibu hamil. Kira-kira
apa Dok yang bisa menggantikan susu tersebut? Apa susu biasa (bukan
untuk ibu hamil) juga boleh dikonsumsi istri saya? Mohon penjelasan
Dokter. Terima kasih sebelumnya. Mamo (29), Bogor
JAWAB: Susu memang perlu pada ibu hamil, karena
untuk menjalani kehamilan serta melahirkan bayi yang sehat, ibu harus
cukup nutrisi. Saat hamil, seorang ibu memerlukan tambahan asupan
kalori, protein, kalsium, zat besi, seng, vitamin B, serta vitamin dan
mineral.
Yang diperlukan ibu hamil adalah nutrisi yang cukup dan seimbang. Jika ibu tidak bisa minum susu khusus ibu hamil, minum susu biasa juga tidak apa-apa, dibarengi dengan makanan yang bergizi.
Sumber : Kompas.com
Sumber : Kompas.com
Penanganan Balita Terlambat Bicara
Untuk diketahui, kami kerja dari jam 8 pagi-5 sore. Selama itu, anak bersama pembantu (pembantu sudah ganti sampai 4 kali). Mohon bantuannya untuk menjelaskan apa yang harus kami lakukan untuk mengembangkan kemampuan bicara anak.
JAWAB : Tampaknya si kecil mengalami keterlambatan berbicara (delayed speech), suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan/gangguan fungsi pendengaran, keterlambatan mental, gangguan sistem neurologi/sistem saraf pusat tertentu yang berat, gangguan perkembangan seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), autism, stimulasi yang kurang, pola asuh yang salah dan sebagainya. Sudah barang tentu harus dipastikan terlebih dulu apakah fungsi pendengarannya normal, yaitu dengan memeriksakan fungsi tersebut dengan beberapa cara seperti BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry), yang dapat menilai apakah ada gangguan/tuli pada telinganya sehingga ia tidak dapat mendengar stimulasi suara di sekitarnya. Bila terbukti normal maka perlu dilanjutkan evaluasi terhadapnya secara komprehensif. Pola asuh yang salah, seperti seringkali menonton TV dapat pula menyebabkan kondisi tersebut, karena TV adalah stimulasi yang hanya bersifat 1 arah, tidak merangsangnya berlatih secara aktif untuk berkomunikasi secara aktif. Sebaiknya penilaian-penilaian tersebut harus dilakukan secara komprehensif, karena terapi wicara yang dilakukan selama ini tentunya bukan merupakan solusi satu-satunya sebelum ditentukan terlebih dahulu penyebab pasti dari keterlambatan bicaranya tersebut.
Yang diperlukan ibu hamil adalah nutrisi yang cukup dan seimbang. Jika ibu tidak bisa minum susu khusus ibu hamil, minum susu biasa juga tidak apa-apa, dibarengi dengan makanan yang bergizi.
Sumber : Kompas.com
Sunat Pada Bayi Laki-Laki
Bersama Dr.Rifan Fauzie, SpA
Dokter Spesialis Anak di Kelompok Kerja Respirologi Anak, Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta
TANYA: Anak saya berusia 9 bulan, laki-laki. Ia tergolong sehat dan gemuk karena berat badannya 10 kg. Belakangan ini ia sering menangis kencang sekali. Kemarin saya periksakan ke dokter katanya ia fimosis sehingga harus disunat. Saya tidak tega kalau anak sekecil itu disunat, adakah opsi lain selain sunat untuk penyakitnya itu?
JAWAB: Fimosis
adalah penyempitan bagian ujung kulit yang membungkus penis si kecil.
Seringkali fimosis menjadi faktor risiko untuk terjadinya infeksi
saluran kemih, terlebih bila higiene daerah sekitar penis tidak baik.
Keluhan yang sering terjadi pada bayi/anak yang mengalami fimosis
biasanya adalah sensasi yang tidak nyaman sampai dengan menangis keras
saat ia harus berkemih, karena tekanan urin yang kuat dari kandung
kemihnya harus melewati saluran yang menyempit akibat fimosis tersebut.
Bila kondisi tersebut terjadi maka sebaiknya penyempitan
tersebut harus segera dilebarkan dengan beberapa cara, yaitu
diantaranya dengan melebarkan saluran tersebut dengan cara diregangkan
menggunakan alat khusus (klem) atau dengan cara yang lebih permanen,
yaitu dengan disunat. Sunat pada bayi selama dilakukan sesuai
prosedural medis yang baik maka tidak ada masalah untuk si kecil.
Sumber : Kompas.com
Penanganan Balita Terlambat Bicara
Bersama Dr.Rifan Fauzie, SpA
Dokter Spesialis Anak di Kelompok Kerja Respirologi Anak, Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta
TANYA: Dok, anak saya sudah berumur 2 tahun 4 bulan tetapi kemampuan bahasanya belum jelas. Anaknya suka sekali bernyanyi dengan bahasa tarzan, suka berlari-lari (motoriknya lincah) dan berteriak. Kami sudah periksakan ke 2 dokter ahli tumbuh kembang, tapi hanya disarankan untuk dilatih bicara secara rutin, dan sudah kami lakukan. Bahkan kami sudah terapi wicara, tapi hasilnya kurang bagus.Untuk diketahui, kami kerja dari jam 8 pagi-5 sore. Selama itu, anak bersama pembantu (pembantu sudah ganti sampai 4 kali). Mohon bantuannya untuk menjelaskan apa yang harus kami lakukan untuk mengembangkan kemampuan bicara anak.
JAWAB : Tampaknya si kecil mengalami keterlambatan berbicara (delayed speech), suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan/gangguan fungsi pendengaran, keterlambatan mental, gangguan sistem neurologi/sistem saraf pusat tertentu yang berat, gangguan perkembangan seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), autism, stimulasi yang kurang, pola asuh yang salah dan sebagainya. Sudah barang tentu harus dipastikan terlebih dulu apakah fungsi pendengarannya normal, yaitu dengan memeriksakan fungsi tersebut dengan beberapa cara seperti BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry), yang dapat menilai apakah ada gangguan/tuli pada telinganya sehingga ia tidak dapat mendengar stimulasi suara di sekitarnya. Bila terbukti normal maka perlu dilanjutkan evaluasi terhadapnya secara komprehensif. Pola asuh yang salah, seperti seringkali menonton TV dapat pula menyebabkan kondisi tersebut, karena TV adalah stimulasi yang hanya bersifat 1 arah, tidak merangsangnya berlatih secara aktif untuk berkomunikasi secara aktif. Sebaiknya penilaian-penilaian tersebut harus dilakukan secara komprehensif, karena terapi wicara yang dilakukan selama ini tentunya bukan merupakan solusi satu-satunya sebelum ditentukan terlebih dahulu penyebab pasti dari keterlambatan bicaranya tersebut.
Sumber : Kompas.com
Pengaruh Kecemasan terhadap Hubungan Seksual
Bersama dr Andri,SpKJ
Psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik dan Psikiatri Liaison. Penanggung jawab Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang. Anggota dari American Psychosomatic Society dan The Academy of Psychosomatic Medicine.TANYA : Dok Andri, saya sempat baca artikel dokter yang membahas tentang masalah panik, cemas, dan rasa takut berlebih. Yang ingin saya tanyakan apakah ada efeknya terhadap hubungan seksual suami istri, karena dari yang pernah dokter bahas, kecemasan dan panik berlebih akhirnya itu juga terbawa oleh suami saya ke dalam hubungan seksual kami. Mohon penjelasannya dok, dan untuk pengobatannya bagaimana? Terima kasih.
JAWAB : Kecemasan panik yang biasanya melibatkan keluhan-keluhan jantung berdebar seringkali membuat pasien selalu was-was akan kondisi jantungnya jika bekerja agak berlebihan. Itulah mengapa banyak pasien yang mengalami hal ini takut untuk berolahraga dan juga beraktifitas seksual.
Hal ini dikarenakan kondisi olahraga dan aktivitas seksual bisa membuat jantung berdetak lebih kencang dan tekanan darah sedikit meningkat. Inilah yang disensasikan oleh pasien sebagai suatu kondisi yang bisa mengancam kesehatan jantungnya. Padahal, kenyataannya tidak demikian.
Olahraga dan aktivitas seksual adalah salah satu cara melawan stres karena saat beraktitas tersebut otak akan mengeluarkan hormon endorfin, suatu hormon anti-stres yang sangat baik melawan kondisi stres di dalam otak kita.
Cara paling baik adalah menyadari kondisi gangguan cemasnya, saudara bisa melakukan relaksasi untuk melatih agar kondisi cemasnya tidak datang berulang. Jika membutuhkan bantuan profesional maka bisa berobat ke psikiater untuk menghilangkan cemasnya tersebut.
Intinya adalah mengobati kondisi cemasnya dan selanjutnya kondisi yang berhubungan dengan kecemasan termasuk aktifitas seksual juga akan membaik
Sumber : Kompas.com
Manfaat Hubungan Seks Sebelum Tidur
Bersama Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS
Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Kini dia menjabat sebagai Kepala Bagian Andrologi dan Seksologi, Ketua Pusat Studi Anti-Aging Medicine, dan Ketua Program Magister dengan kekhususan Anti-Aging Medicine dan kekhususan Ilmu Kedokteran Reproduksi. Prof Wimpie juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Seksologi Indonesia (ASI), Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Andrologi Indonesia (Persandi), dan Wakil Ketua Perhimpunan Kedokteran Anti Penuaan Indonesia (Perkapi)
TANYA : Prof,
apakah benar apabila pasangan melakukan berhubungan seks setiap malam
sebelum tidur akan memperolah manfaat bagi kesehatan. Masalahnya, saya
seringkali tidak bisa tidur apabila belum melakukan ML. Apakah ini
terbilang wajar?
JAWAB : Hubungan seksual yang berlangsung memuaskan memang memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh dan jiwa. Sebaliknya, hubungan seksual yang tidak memuaskan justru menimbulkan pengaruh buruk bagi kesehatan.
Ketika mencapai orgasme, tubuh mengeluarkan bahan yang disebut endorphin. Bahan ini berfungsi mirip morphin, yang memberikan perasaan senang dan rileks. Karena itu pada umumnya setelah orgasme orang merasa tenang dan dapat tidur nyenyak.
Sebaliknya hubungan seksual yang tidak memuaskan dapat mengakibatkan stres, dan stres yang terjadi dalam waktu lama dapat menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan termasuk mempercepat proses penuaan.
JAWAB : Hubungan seksual yang berlangsung memuaskan memang memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh dan jiwa. Sebaliknya, hubungan seksual yang tidak memuaskan justru menimbulkan pengaruh buruk bagi kesehatan.
Ketika mencapai orgasme, tubuh mengeluarkan bahan yang disebut endorphin. Bahan ini berfungsi mirip morphin, yang memberikan perasaan senang dan rileks. Karena itu pada umumnya setelah orgasme orang merasa tenang dan dapat tidur nyenyak.
Sebaliknya hubungan seksual yang tidak memuaskan dapat mengakibatkan stres, dan stres yang terjadi dalam waktu lama dapat menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan termasuk mempercepat proses penuaan.
Sumber : Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar