Berikan Hak JAMKESMAS Pasien Miskin
Ari Titin Mulyaningsih, AMd.Keb : 2013
Kegalauan seorang tenaga medis yang
memberikan separuh hidupnya untuk memberikan pelayanan kesehatan untuk banyak
orang yang membutuhkan.
Pekerjaan sehari-hari saya yang
bergelut sebagai tenaga medis disebuah RS Militer membuat saya mendapatkan banyak pengalaman
dalam melayani berbagai macam pasien tidak saja pasien dines anggota militer
melainkan pasien umum mulai dari status perekonomian terbilang rendah sampai
menengah ke atas.
Sedikit dilema saat saya harus
menghadapi sebuah peristiwa dalam menangani beberapa pasien jamkesda atau
jamkesmas, meskipun rumah sakit kami tidak melayani pasien jamkesmas dan
jamkesda tetapi kami sering sekali ikut serta merujuk atau evakuasi
pasien-pasien yang membutuhkan penangan medis yang lebih serius ke rumah sakit
yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap, tidak sedikit pasien-pasien umum
yang membutuhkan jamkesmas atau jamkesda dalam pelayanan kesehatan. Dengan
berbagai kasus yang di dapat selama ini betapa terbukanya hati kita bahwa sehat
itu amatlah mahal.
Sehat itu sangatlah mahal, ia bagi sebagian
orang yang sangat membutuhkan, karena pelayanan kesehatan, dari mulai alat-alat
medis, obat-obatan, pemeriksaan laboratorium dan lain sebagainya semakin
berkembang dan semakin membutuhkan biaya yang tidak sedikit, maka tidaklah
mudah bagi masyarakat kecil yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan harga
yang terjangkau.
Dari hari kehari banyak sekali
orang-orang yang berobat untuk mempertahankan hidupnya. Berbagai macam jenis
penyakit yang menyelimuti banyak orang sehingga kami sebagai petugas kesehatan
haruslah selalu SIAP dalam membantu dan memberikan pertolongan seharusnya dalam 24 jam. Tidak mengenal pagi,
siang, malam kami terbangun dikala bertugas untuk membantu orang-orang yang
membutuhkan.
Keterbatasannya
masalah perekonomian di Negara kita ini membuat pemerintah memberikan program
medis JAMKESMAS atau jaminan pelayanan kesehatan masyarakat. Jamkesmas (
akronim dari Jaminan Kesehatan Masyarakat ) adalah sebuah program
jaminan
kesehatan untuk warga Indonesia yang memberikan perlindungan
sosial dibidang kesehatan untuk menjamin masyarakat miskin dan tidak mampu yang
iurannya dibayar oleh pemerintah agar kebutuhan dasar kesehatannya yang layak
dapat terpenuhi.
Program
ini dijalankan oleh Departemen
Kesehatan sejak 2008. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) diselenggarakan berdasarkan konsep asuransi sosial.
Program ini diselenggarakan secara nasional dengan tujuan untuk : 1)
mewujudkan portabilitas pelayanan sehingga pelayanan rujukan tertinggi yang disediakan
Jamkesmas dapat diakses oleh seluruh peserta dari berbagai wilayah; 2) agar
terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh
bagi masyarakat miskin.
Pasien anak katakan dia adalah X,
usia sekitar 4 tahun, dia sudah mendapatkan perawatan kurang lebih 2 hari 1
malam di rumah sakit, pasien datang dengan keluhan sakit perutnya, apalagi saat
bergerak sedikitpun terasa sekali rasa sakitnya, keluarga mengaku sudah membawa
anaknya ini berobat kerumah sakit dan sudah diperiksa pemeriksaan penunjang
seperti USG dan Rontgen dan akhirnya pasien ini terdiagnosa
Ileus Obtruksi
dengan hasil telah ditemukan infeksi yang menyebar akibat cairan usus yang
pecah, sehingga membutuhkan perawatan serius dengan jalan oprasi menghentikan
penyebaran infeksi tersebut di dalam perutnya.
Dengan
penuh harapan dan ketidakmengertian orang tua, pasien ini tidak melanjutkan
perawatannya di rumah sakit sebelumnya, orang tua membawa pasien ini pulang
kerumah, sampai pada waktunya pasien ini mengeluhkan rasa sakit kembali pada
perutnya dan akhirnya membawa pasien ini kerumah sakit kami dengan membawa
hasil diagnose penyakit dan pemeriksaan penunjang sebelumnya, orang tua berharap
bahwa anaknya bisa sembuh dengan perawatan yang kami berikan di rumah sakit ini
tanpa memakan banyak biaya.
Keputusan
orang tua ini tidak tepat, karena diagnose anak ini sudah berat bahkan
keadaannyapun semakin memburuk dengan menahan rasa sakit yang diderita pasien
ini. Dan keputusan dari rumah sakit kamipun untuk segera merujuk atau evakuasi
pasien ini untuk mendapatkan penanganan langsung dari dokter spesialis bedah
anak. Akhirnya orang tua pasrah karena
mereka sudah kehabisan banyak biaya, pasien ini adalah anak satu-satunya mereka
dan orangtua ini hanyalah seorang pekerja buruh sementara ibu dari si anak
hanyalah sebagai ibu rumah tangga biasa.
Sementara oprasi ini membutuhkan biaya oprasinya saja sekitar 8 juta,
itu belum termasuk hari perawatan dan obat-obatan yang lainnya. Mereka sudah hamper
menyerah, tidak sampai disitu, saya mencoba membantunya untuk terus memotivasi
agar pasien segera terselamatkan dan mendapatkan perawatan yang layak. “Jika memang sudah tidak ada biaya sedikitpun
bagaimana jika ibu bapak segera urus persyaratan jamkesda dari puskesmas daerah
setempat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih lanjut dari rumah sakit
pemerintah setempat”.
Akhirnya
orang tua ini kembali bersemangat dan mereka bangkit untuk segera mengurus
persyaratan jamkesda, saya coba mencari informasi kerumah sakit pemerintah
daerah untuk menanyakan persyaratan kelengkapan apa saja yang dibutuhkan dan
arah jalur yang harus ditempuh untuk mendapatkan persyaratan jamkesda. Sementara orang tua mengurus persyaratan
jamkesda kami sekuat tenaga untuk mempertahankan kestabilan kondisi pasien.
Persyaratan
jamkesdapun selesai, dan saya kembali mencarikan informasi rumah sakit mana
yang bisa menerima pasien ini dengan pelayanan emergenci. Sekuat yang saya bisa
saya cari terus rumah sakit disekitar kota ini yang bisa menerima pasien
jamkesda, sayangnya dari sekian banyak rumah sakit pemerintah dan swasta yang
bisa melayani pasien jamkesda semua serempak dan mengatakan “PENUH” …. ?? semua ruangan untuk pasien
jamkesda PENUH ….. Sedikit kesal
saya rasanya … kapasitas pasien jamkesda hanya diberikan ruang kelas III
disetiap rumah sakit sementara kapasitas kamar yg disediakan hanya sedikit
sedangkan kebutuhan pasien miskin amat sangat membludak setiap harinya.
Terkadang
saya kesalll…. dan ingin sekali berontak dari sekian banyak pasien yang
mengurus persyaratan jamkesda terkadang ada saja orang-orang yang tidak
bertanggung jawab dan tidak memberikan hak jamkesda selayaknya pada pasien yang
benar-benar membutuhkan, jamkesda sekarang tidak seutuhnya untuk rakyat miskin,
orang menengah pun di ACC untuk mendapatkan pelayanan jamkesda, entah bagaimana
proses pembuatan kartu jamkesda itu selayaknya sampai pasien yang benar benar
benar benar benar miskinlah yang berhak mendapatkan jamkesda.
Entah
melihat dari pandangan dan sudut sebelah mana pasien yang masih bisa duduk
dikursi mobil pribadi dan ber AC masih lolos juga mendapatkan kartu jamkesda,
jika kita sadar itu sama sekali menghabiskan kapasitas ruangan pasien untuk
pasien jamkesda yang benar ..benar.. benar .. membutuhkan hak jamkesda
tersebut.
Saya tidak
menyerah, saya harus perjuangkan hak pasien ini, saya kembali menghbungi
petugas untuk menanyakan persyaratan pasien jamkesmas agar bisa segera di
evakuasi atau mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dengan segera. Karena kami tinggal disebuat kota kabupaten
yang terbatas rumah sakitnya, akhirnya pasien ini saya arahkan kerumah sakit
umum pusat di kota yang lebih besar. Informasi persyaratan sudah saya kantongi,
saya tidak tega melihat kondisi pasien anak ini, akhirnya setelah persyaratan
dipersiapkan, sayapun siap mengantarkan pasien ini untuk mendapatkan pelayanan
yg lebih baik.
Sebelum
berangkat lagi-lagi permasalahan muncul, kendala utama ada dalam biaya, karena
sebelum kami evakuasi pasien haruslah menyelesaikan administrasi di rumah sakit
kami, sementara pasien kondisinya sudah kesakitan, dan orang tuapun sudah tidak
tahu harus bagaimana lagi untuk menyelesaikan administrasi itu, uang mereka
sudah habis untuk membayar pengobatan dirumah sakit yang sebelumnya. Kamipun
berusah meminta ijin kepada kepala rumah sakit untuk memberikan keringanan
biaya pada pasien ini, dengan berbagai alasan, akhirnya kepala rumah sakit
memberikan kebijakan untuk memberikan keringanan. Perjuangan kami belum
selesai, meskipun saya hari ini jadwal dinas pagi dan seharusnya sudah pulang,
demi memperjuangkan hak asasi jamkesmas dan berjuang untuk membantu kesembuhan
pasien sampai larut malam saya ditemani supir ambulance segera meluncur ke Kota
besar menuju rumah sakit pusat. Kurang lebih beberapa jam kami lewati tol
dengan keadaan hujan lebat beserta petir malam itu kamipun sampai.
Memang
tidak semulus yang kami rencanakan, sesampai disana, buanyak sekali pasien yang
terlantar di luar rumah sakit karena keterbatasan tempat untuk menampung pasien
yang kebanyakn adalah pasien jamkesmas, hamper putus harapan saya karena takut
ditolak lagi sedangkan kami datang jauh-jauh dari kabupaten. Sayapun memasuki UGD malam itu, kesibukan
tampak terlihat jelas, sementara pasien sudah terus-terus merintih kesakitan,
sayapun mendaftarkan pasien ini, Tuhannnnn …… persyaratan yang kami bawa kurang
satu berkas, pasien ni tidak bisa diterima sebagai pasien jamkesmas tapi bisa
masuk sebagai pasien umum, itu artinya pasien ini harus bayar dulu selama
perawatan dua hari sambil menunggu berkasnya lengkap, Ya Tuhannn … orang tua
pasien ini sudah tidak punya uang sepeserpun .. ketika di minta uang
pendaftaranpun orang tua ni mengeluarkan uang ribuan recehan dari dompetnya,
astaga aku harus bagaimana, tidak banyak uang di dompet ini untuk bisa
membantu, paling tidak saya sudah bisa membayarkan pendaftaran dan membekali
sedikit uang untuk bekal orang tua ini selama dua hari, sebelumnya saya
bergegas mengurus semua persyaratan masuk pasien agar segera bisa di tangani,
terimakasih Tuhan masih bersama saya dan kami semua, akhirnya saya bisa membawa
pasien ini masuk lebih dulu keruang UGD emergency setelah serah terima pasien,
akhirnya pasien ni bisa segera ditangani dokter spesialis bedah untuk melakukan
oprasi.
Saya
tidak bisa menunggu pasien ni sampai selesai oprasi karena kami masih punya
tugas selanjutnya, kami harus pulang. Disinilah salah satu cerita yg membuat
saya rinyuh betapa pentingnya hak orang mendapatkan pelayanan jamkesmas itu
bagi orang-orang yang benar-benar mebutuhkan.
Sebenarnya
masih banyak cerita lain yang membuat saya galau dan dilema menghadapi
pasien-pasien yang membutuhkan jamkesmas. Mulai dari pasien jamkesmas yang
pakai mobil ber AC dan pasien jamkesmas yang pake Iphone … haduh banyak deh…
mungkin lain kali saya akan kembali bercerita sebagai inspirasi kami terhadap
pasien yang membutuhkan jamkesmas lain.
Selamat
membaca…
Pesan
saya perjuangkanlah hak pasien jamkesmas
yang benar-benar membutuhkan, karena jika bukan kita lalu siapa lagi yang
perduli terhadap nyawa pasien ….
Semangat
teruss yaaa ……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar