Diare PADA BAYI ???
Bagaimana INI ......????????
Diare didefinisikan secara umum sebagai meningkatnya frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak dari biasanya. Namun secara epidemiologis, diare didefinisikan sebagai keluarnya tinja lunak atau cair tiga kali atau lebih dalam satu hari (Anaku.net).
"Menurut data riset kesehatan tahun 2007, bahwa penyakit diare merupakan penyakit posisi teratas (nomor satu terbanyak) sebagai penyebab kematian bayi usia 29 hari-11 bulan, dan Balita 12-59 bulan". Seperti kita ketahui diare lebih kita kenal dengan "mencret", namun menurut WHO Diare adalah : Buang air besar dengan frekuensi lebih sering (3 kali sehari) dan bentuk tinja lebih cair dari biasanya (dr. Awi Muliyadi Wijaya M.KM).
Anda perlu mengetahui tipe-tipe diare yang dapat terjadi.
1). Diare cair akut
Diare cair akut adalah diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari (kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja lunak atau cair yang sering dan tanpa darah. Penyebab tersering dan terpenting diare cair akut pada anak-anak di negara berkembang adalah rotavirus, E.coli, C.jejuni, dan lainnya.
1). Diare cair akut
Diare cair akut adalah diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang dari 14 hari (kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja lunak atau cair yang sering dan tanpa darah. Penyebab tersering dan terpenting diare cair akut pada anak-anak di negara berkembang adalah rotavirus, E.coli, C.jejuni, dan lainnya.
2). Disentri
Disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinja yang paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella.Gejala yang dapat ditemukan diantaranya adalah anoreksia dan penurunan berat badan.
Disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinja yang paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella.Gejala yang dapat ditemukan diantaranya adalah anoreksia dan penurunan berat badan.
3). Diare persisten
Diare persisten adalah diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari. Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri.
Diare persisten adalah diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari. Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri.
4). Diare kronik (berulang)
Diare kronik adalah diare yang muncul berulang, sifatnya hilang timbul, atau yang berlangsung lama dengan penyebab non-spesifik.
Diare kronik adalah diare yang muncul berulang, sifatnya hilang timbul, atau yang berlangsung lama dengan penyebab non-spesifik.
Penyakit diare tidak bisa dianggap sepele, karena jika berlangsung terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan berbahaya bagi organ-organ tubuh. Seperti dikutip dari Babycenter, Senin (29/3/2010) ada beberapa gejala yang bisa dijadikan panduan untuk mengetahui apa penyebab diare pada bayi, yaitu:
1. Jika diare yang terjadi disertai dengan muntah, sakit perut, demam, menggigil, perasaan sakit, maka kemungkinan ada masalah pada gastroenteritis (pencernaan). Jika disertai dengan adanya darah dalam kotoran bayi kemungkinan akibat infeksi bakteri.
2. Diare terjadi setelah bayi mengonsumsi susu formula atau terlalu banyak makanan tertentu, kemungkinan diare diakibatkan oleh masalah makanan atau susu.
3. Diare disertai oleh perut yang kembung, gas dan kotoran yang seperti berminyak, kemungkinan disebabkan oleh adanya infeksi parasit.
4. Diare terjadi setelah bayi mengonsumsi obat tertentu seperti antibiotik atau obat lainnya, kemungkinan disebabakan oleh efek samping dari obat yang dikonsumsi.
5. Diare yang disertai oleh muntah, keringat berlebih, keletihan, kejang-kejang serta membuat bayi menjadi tidak sadar, kemungkinan disebabkan oleh keracunan sesuatu. Jika bayi sudah tidak sadarkan diri atau mengalami kesulitan bernapas, sebaiknya segera larikan ke rumah sakit.
6. Bayi menjadi rewel setelah menyusui, perut kembung, diare dan kotoran yang ada menimbulkan bau tak sedap, kemungkinan disebabkan oleh laktosa intoleransi atau tidak dapat mentoleransi laktosa yang ada di dalam susu.
7. Jika diare yang muncul disertai dengan muntah, gatal-gatal, hidung tersumbat, bengkak, sesak napas, mengi, kesulitan menelan dan timbulnya ruam pada kulit, kemunginan disebabkan oleh alergi makanan yang dikonsumsi bayi.
8. Diare dengan adanya perasaan kembung atau bergas, muntah, kolik, kotoran yang berdarah, menolak untuk makan, batuk, mengi dan gejala ini timbul sekitar 45 menit setelah mengonsumsi susu, kemungkinan disebabkan bayi tidak dapat mentoleransi protein yang terkandung di dalam susu.
9. Bayi menjadi rewel, menangis, menarik-narik telinga, demam, diare, muntah, tidak nafsu makan serta keluar cairan berwarna kuning atau putih dari telinga, kemungkinan disebabkan oleh adanya infeksi pada telinga.
10. Mengalami diare yang kronis, pertumbuhan yang terganggu, batuk yang disertai dengan rengekan, napasnya mendesah atau mengi, kemungkinan disebabkan penyakit cystic fibros
GEJALA
- Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
- Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan).
- Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering.
- Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan).
- Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
PENGOBATAN
- Langkah yang paling penting dalam mengatasi diare adalah menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.
- Jika bayi tampak sakit berat, cairan biasanya diberikan melalui infus. Jika penyakitnya ringan, bisa diberikan cairan yang mengandung elektrolit melalui botol susu atau gelas.
- ASI tetap diberikan untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi dan mempertahankan pembentukan ASI oleh ibu.
- Jika bayi tidak disusui oleh ibunya, sebaiknya segera setelah dehidrasinya teratasi, diberikan susu formula yang tidak mengandung laktosa. Susu formula yang biasa bisa diberikan secara bertahap beberapa hari kemudian.
- Meskipun diare infeksius bisa disebabkan oleh bakteri, tetapi tidak perlu diberikan antibiotik karena infeksi biasanya akan mereda tanpa pengobatan.
- Memberikan obat untuk menghentikan diare sebenarnya bisa membahayakan bayi karena obat ini bisa menghalangi usaha tubuh untuk membuang organisme penyebab infeksi melalui tinja.
PENCEGAHAN
- Untuk mencegah diare akibat infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut).
- Untuk mencegah penyebaran infeksi, sebaiknya setelah merawat bayi yang sakit, tangan harus dicuci bersih-bersih
Sumber :
http://www.balita-anda.com/kesehatan-anakbalita/648-diare-pada-bayi.html
http://temananak.com/archives/5495
http://innallahamaana.files.wordpress.com/2010/11/tsaqeef-infus.jpg
http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=81:penanganan-diare-pada-bayi-dan-anak-balita-di-tingkat-rumah-tangga&catid=25:penyakit-menular&Itemid=18
http://health.detik.com/read/2010/03/29/123411/1327644/764/penyebab-diare-pada-bayi