Rabu, 21 Desember 2011

Proses Persalinan (Video Persalinan Normal)


Proses Persalinan

 
                                                           Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. Partus immaturus kurang dari 28 minggu lebih dari 20 minggu dengan berat janin antara 1000 – 500 gram. Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tapi belum cukup bulan, berat janin antara 1000 – 2500 gram atau tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. Partus posmaturus atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari taksiran partus. (sarwono prawirohardjo, 2005)


Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.  Persalinan dinggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan yaitu setelah 37 minggu tanpa disertai adanya penyulit.
( JNPK-KR, 2007).
            Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi servik, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu  (Saifuddin, 2002).
            Persalinan dimulai (inpartu) sejal uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.

Faktor-Faktor Penting Dalam Persalinan
a.         Power
            Merupakan kekuatan – kekuatan yang telah ada pada ibu seperti kekuatan his, kontraksi dinding perut, kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan, ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
b.         Passage
            Keadaan jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang
c.         Passanger
            Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.  Posisi besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.  Kepala  ini pula yang paling banyak mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak, hidup sempurna, cacat atau akhirnya meninggal.  Biasanya bila kepala janin sudah lahir, maka bagian lain dengan mudah menyusul kemudian.

Mekanisme persalianan sebenarnya mengadu pada bagaimana janin
menyesuiaikan dan melolokan diri dari panggul ibu, yang meliputi gerakan :
a.                     Turun
Sebetulnya janin mengalami penurunan terus menerus dalam jalan lahir  sejak kehamilan trimester III, antara lain masuknya bagian terbersar janin kedalam pintu atas panggul  (PAP) yang pada primigravida 38 minggu atau selambat-lambatnya awal kala II.
b.         Fleksi
pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada dalam sikap fleksi. Dengan adanya his dan tahan dari dasar panggul yang makin besar, maka kepala janin makin turun dan semakin fleksi sehingga dagu janin menekan pada dada dan belakang kepala (Oksiput) menjadi bagian bawah. Keadaan ini dinamakan fleksi maksimal.  Dengan fleksi maksimal kepada janin dapat menyesuaikan diri dengan ukuran panggul ibu terutama bidang sempit panggul yang ukuran pangggul yang ibu terutama bidang sempit panggul yang ukur melintang  10 cm. Untuk dapat melewatinya, maka kepala janin yang awalnya masukdengan ukuran diameter Oksipito Frontalis (11,5 cm) harus Fleksi –secara maksimal menjadi diameter Oksipito Bregmatik (9,5 cm.)
c.                    Rotasi dalam / putaran paksi dalam
Makin turunnya kepala janin dalam jalan lahir, kepada janin akan berputar sedemikian rupa sehingga diameter terpanjang rongga panggul atau diameter anterior posterior kepala janin akan bersesusian dengan diameter terkecil anterior posterior Pintu Bawah Panggul (PBP).
Hal ini dimungkinkan karena kepala janin tergerak spiral atau seperti sekrup sewaktu turun dalam jalan lahir. Bahu tidak bewrputar bersama –sama dengan kepala akan membewntuk sudut 45. keadaan demikian disebut putaran paksi dalam dan ubun –ubun kecil berada dibawah simfisis.
d.                   Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul, terjadi lah ektensi atau depleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahirvpada PBP mengarah kedepan dan keatas , sehingga kepada harus mengadakan ektensi untuk melaluinya kalau tidak terjadi ektensa maka kepala akan tertekan pada pertemuan dan menembusnya. Dengan eksensi inimaka sub. Oksiput bertindak sebagai Hipomochlion  ( sumbuh putar ). Kemudian larilah berturut – turut sinsiput ( puncak kepala ), dahi, hidung, mulut, dan akhir dagu.
e.                    Rotasi luar / putaran paksi luar
Setelah ekstensi kemudisn diikuti dengan putaran paksi luar yang pada hakikatnya kepala janin menyasuaikan kembali dengan sumbuh panjang bahu, sehinga sumbuh panjang bahu dengan sumbuh panjang kepala janin berada pada satu garis lurus.
f.                     Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah sympisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu belakang menyusul dan selanjutnya seluruh tubuh bayi lahir searah dengan paksi jalan lahir (Prawirohardjo, 2002).


 
Pada persalinan kala II his akan timbul semakin sering dan merupakan tenaga untuk mendorong janin lahir, mengajarkan ibu cara mengedan yaitu ibu dengan posisi berbaring sambil merangkul kedua pahanya sampai batas siku dengan posisi kepala diangkat dan melihat kearah pusar.  Sehingga dagunya mendekati dadanya dan ia dapat melihat kearah pusat.  Sehingga dagunya mendekati dadanya dan ia dapat melihat perutnya.  Bila kepala janin sampai didasar panggul, perenium dan anus nampak teregang.  Pereneum ditahan dengan tangan kanan.  Dianjurkan melakukan episiotomi pada wanita dengan perenium yang kaku.  Setelah kepal lahir dilakukan penyediaan adanya lilitan tali pusat, bila ada lilitan dapat dilonggarkan.
            Dan bila sukar dilakukan dengan  menjepit dengan menggunakan dua klem kemudian dipotong.  Lalu kepala akan mengalami putaran paksi luar selanjutnya melahirkan bahu janin yang mula-mula melahirkan bahu depan lalu belakng dengan benar.  Setelah badan dan tungkai lahir bayi diletakkan diperut ibu dengan posisi kepala lebih rendah dan melakukan pemotongan tali pusat dengan benar.
            Kala dau persalinan dimulai katika pembukaan servikas sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayai ( JNPK-KR, 2007).
Gejala dan tanda kala dua adalah:
a.       ibu merasakan ingin meneran bersama dengan terjadinya kontraksi.
b.      Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum atau vaginanya.
c.       Perenium menonjol.
d.      Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
e.       Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
dan akhirnya lahirlah seorang bayi setelah melalui proses persalinan : Berikut video persalinan normal yang ada saksikan :
Created by: Ari titin mulyaningsih, AM.Keb


Tidak ada komentar:

Posting Komentar