Kamis, 25 Juni 2009

INsertio Velamentous




INSERTIO VELAMENTOUS


Perdarahan Antepartum
Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua ialah kehamilan 22 minggu, mengingat kemungkinan hidup janin di luar uterus.
Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu, walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi pada kehamilan sebelum 22 minggu. Perdarahan setelah kehamilan 22 minggu biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 22 minggu, oleh akrena itu, perlu diberikan penangan yang berbeda. Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasenta, yang secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya, ialah plasenta previa, dan solusio plasenta ( atau abrupsio plasenta ). Oleh karena itu, klasifikasi klinis perdarahan antepartum dibagi sebagai berikut : 1) Plasenta previa, 2) Solusio plasenta, 3) Perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya. Perdarahan antepartum yang belum jelas sumbernya itu mungkin disebabkan oleh rupture sinus marginalis yang biasanya tanda dan gejalanya tidak seberapa khas. Mungkin juga karena plasenta letak rendah atau vasa previa. Plasenta letak rendah baru menimbulkan perdarahan antepartum pada akhir kehamilan atau pada permulaan persalinan. Vasa previa baru menimbulkan perdarahan antepartum setelah pemecahan selaput ketuban. Perdarahan yang bersumber pada kelainan serviks dan vagina biasanya dapat diketahui apabila dilakukan pemeriksaan dengan speculum yang seksama. Kelainan-kelainan yang mungkin tampak ialah erosion porsionis uteri, karsinoma porsionis uteri, polipus servisis uteri, varises vulva, dan trauma.


Perdarahan antepartum terjadi pada kira-kira 3% dari semua persalinan yang terbagi kira-kira antara plasenta previa, solusio plasenta, dan perdarahan yang belum jelas sumbernya. Di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971-1975, terjadi 2114 kasus perdarahan antepartum diantara 14824 persalinan, atau kira-kira 14% ( Sarwono,2005).
Pada umumnya penderita mengalami perdarahan pada triwulan ketiga, atau setelah kehamilan 28 minggu. Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak dari perdarahan yang biasanya terjadi pada permulaan persalinan biasa, harus dianggap sebagai perdarahan antepartum. Apapun penyebabnya, penderita harus segera dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk transfuse darah dan operasi. Jangan sekali-kali melakukan pemeriksaan dalam pada penderita atau ditempat yang tidak memungkinkan tindakan operatif segera karena pemeriksaan itu dapat menambah banyak perdarahan. Pemasangan tampon pada vagina tidak berguna sama sekali untuk menghentikan perdarahan, malahan akan menambah jumlah perdarahan karena sentuhan pada serviks sewaktu pemasangannya. Selagi penderita belum jatuh kedalam keadaan syok, infuse cairan intravena harus segera dipasang, dan dipertahankan terus sampai tiba di rumah sakit. Memasang jarum infuse ke dalam pembuluh darah sebelum terjadi syok akan jauh lebih memudahkan transfuse darah, apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Segera setelah tiba di Rumah sakit, usaha pengadaan darah harus segera dilakukan walaupun perdarahannya tidak seberapa banyak. Pengambilan contoh darah penderita untuk pemeriksaan golongan darahanya , dan pemeriksaan kecocokan dengan darah donornya harus segera dilakukan. Dalam keadaan darurat pemeriksaan seperti itu mungkin terpaksa ditunda karena tidak sempat dilakukan sehingga terpaksa langsung mentransfusikan darah yang golongannya sama dengan golongan darah penderita, atau mentransfusikan darah golongan O rhesus positif, dengan penuh kesadaran akan segala bahayanya. Pertolongan selanjutnya di rumah sakit bergantung dari paritas, tuanya kehamilan, banyaknya perdarahan, keadaan ibu, keadaan janin, sudah atau belum mulainya persalinan, dan diagnosis yang ditegakkan.
Insersio Velamentosa
Definisi

Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan diantara amnion dan korion menuju plasenta (Sarwono, Ilmu Kebidanan.2005).
2.2 Etiologi
Insersi velamentosa ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda/ gemeli, karena pada kehamilan ganda sumber makanan yang ada pada plasenta akan menjadi rebutan oleh janin, sehingga dengan adanya rebutan tersebut akan mempengaruhi kepenanaman tali pusat/ insersi.
2.3 Patofisiologi
Pada insersio velamentosa tali pusat yang dihubungkan dengan plasenta oleh pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dalam selaput janin. Kalau pembuluh darah tersebut berjalan di daerah oestium uteri internum maka disebut vasa previa. Hal ini dapat berbahaya bagi janin karena bila ketuban pecah pada permulaan persalinan pembuluh darah dapat ikut robek sehingga terjadi perdarahan inpartum dan jika perdarahan banyak kehamilan harus segera di akhiri.
2.4 Tanda dan gejala :
Tanda dan gejalanya belum diketahui secara pasti, perdarahan pada insersi velamentosa ini terlihat jika telah terjadi vasa previa yaitu perdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk bsa juga menyebabkan bayi tersebut meninggal.
Satu-satunya cara mengetahui adanya insersi velamentosa ini sebelum terjadinya perdarahan adalah dengan cara USG. Jadi sebaiknya pada ibu dengan kehamilan gemeli dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan USG, karena untuk mengantisipasi dengan segala kemungkinan penyulit yang ada, salah satunya insersio velamentosa ini.



DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998.
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC, Jakarta.
Mochtar, R.1998.
Sinopsis Obstetri. Edisi 1. EGC, Jakarta.
Winkjosastro, Hanifa dkk.2005.
Ilmu Kebidanan. Edisi 3. cetakan 7. Yayasan bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Sastrawinata, Sulaiman, dkk. 2003.
Obstetri Patologi. Edisi 2. FKUNPAD. EGC, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar